0
1.    TUJUAN PENGORGANISASIAN
Organisasi Rakyat merupakan saluran utama perjuangan rakyat terutama pada masa-masa pergerakan kemerdekaan, dengan tujuan utama kemerdekaan Indonesia. Di perjalanannya ternyata arti organisasi rakyat hanya menjadi alat propaganda politik, terutama sejak Indonesia melakukan pemilu pertama setelah proklamasi 1945, pada tahun 1955. Degradasi organisasi rakyat semakin dalam pada saat rezim Orde Baru menggunakan model uniformitas dan sentralisme dalam melaksanakan proses pemerintahan. Simbol Organisasi Rakyat sebagai perlawanan, terutama yang telah ada sejak masa kolonial lambat laun berganti dengan pola “asal selamat” dan pragmatisme yang tersentralistik pada patron-patron yang ada. Tidak ada pembukaan ruang-ruang politik rakyat sampai pada upaya penguasaan ruang ekonomi atau transformasi sosial yang dilakukan oleh negara terhadap rakyat itu sendiri.

Pada jaman Orde Baru, kelompok-kelompok basis telah dilemahkan sehingga mereka mengalami kegagapan pada saat harus berbicara tentang persoalan hak hidup . Karena  Orde Baru berkuasa  kelompok basis hanya diberikan arti sebuah kewajiban, sentralistis, seragam dalam idiom pembangunan yang digembar-gemborkan saat itu tanpa ada proses dan pendidikan kritis bagi kelompok basis tersebut, seringkali mengalami tekanan yang luar biasa sebagai warga bangsa. Persoalan pembangunanisme tidak dapat dinikmati keuntungannya secara luas baik dari sosial, ekonomi, dan politik, oleh rakyat. Perwujudannya merupakan ketidakadilan, kesenjangan antara kaya dan miskin, kesewenang-wenangan, bahkan sampai pada perampasan hak sipil-politik-ekonomi rakyat.

Pengorganisasian merupakan usaha untuk membangun kekuatan rakyat. Mengoptimalkan potensi dan memetakan secara kritis lingkungan sekitar serta mampu mengambil keputusan dan tindakan secara mandiri, untuk mengatasi persoalan yang mereka hadapi. Organisasi Rakyat merupakan perwujudan nilai partisipasi yang paling baik dari  kelompok basis yang ada, terutama dalam pengejawantahan hak sipil-politik-ekonomi. Untuk memperoleh apa yang dinamakan ‘hak hidup’ tersebut harus melakukan pendidikan politik kepada rakyat. Menciptakan ruang-ruang dialog demokratis di kalangan rakyat, mendorong setiap aktifitas ekonomi dan tradisi yang bertujuan lebih menguatkan kelembagaan Organisasi Rakyat tersebut, sampai pada tindakan politis untuk lebih melibatkan rakyat dalam proses berbangsa dan bernegara.

2.    PRINSIP PENGORGANISASIAN
Mengutamakan pemihakan kepada yang lemah
Upaya pengorganisasian lebih spesifik ditujukan pada kelompok rakyat yang mengalami ketertindasan hak sipil-politik-ekonomi, tidak mampu melawan  penindasan. Untuk beberapa kelompok yang sudah mencapai kesadaran lebih baik akan melihat kondisi ketertindasan sebagai dampak pembangunan. Tetapi kelompok yang lemah tersebut tidak mampu memahami realitas di lingkungan , karena kurang informasi, kuatnya patronase setempat, sehingga tidak menemukan cara untuk mebangun kekuatan kelompoknya. Kelompok ini yang memerlukan pengorganisasian untuk menyuarakan hak-hak yang telah dihilangkan secara sengaja, oleh dominasi sekelompok orang yang memiliki akses sosial-ekonomi-politik dilingkungannya. Karena kelompok dominan  tersebut telah memperoleh fasilitas  informasi, dan berorganisasi untuk menguasai akses yang mempengaruhi bahkan menindas kelompok rakyat yang lemah tadi.

Upaya memperkuat rakyat
Upaya pengorganisasian harus diarahkan pada terbentuknya sebuah mekanisme musyawarah atau dialog dalam kelompok rakyat, untuk mempersatukan presepsi yang berbeda dalam memperjuangkan haknya. Kondisi ini disertai dengan membangun komunikasi antar kelompok rakyat (pemetaan kawan dan lawan), sebagai pendidikan politik terhadap kelompok rakyat. Pengorganisasian bukan berarti memecah kelompok rakyat menjadi kelompok yang lebih kecil-kecil (akan terseleksi dalam media OR. Ketergantungan pada patron (kuasa kultural) ini yang lebih penting untuk membangun kesadaran berhimpun  membentuk organisasi secara demokratis. Pengorganisasian berarti melakukan penguatan di dalam tubuh kelompok rakyat dan bukan mengukuhkan posisi organiser (CO) dalam kelompok rakyat, ini berarti organiser merupakan bagian dari penyelesaian.

Rakyat merupakan pelaku utama
Menbangun potensi untuk menumbuhkan kesadaran kritis rakyat, sebenarnya mengajak kelompok lebih memahami persoalan rakyat sendiri. Peran organiser adalah membangun dan mengembangkan kesadaran kritis, mendorong dan membesarkan organisasi menjadi alat perjuangan rakyat, melakukan usaha yang mengarah pada perbaikan-perbaikan kelompok. Dan mendampingi OR dalam kapasitas yang paling memungkin untuk mengukur kebutuhan dan tahap-tahap perkembangan yang dialektis. Organiser bukanlah orang yang paling tahu tentang persoalan yang ada di desa, dan kapasitasnya untuk memutuskan pemecahan persoalan tetapi lebih banyak memancing rakyat untuk mendisikusikan dan mencari jalan keluarnya. Pada tingkatan lebih lanjut tidak hanya memecahkan problem keseharian rakyat , tetapi upaya selanjutnya membangun gerakan bersama untuk mewujudkan suatu perubahan sosial .

Berangkat dari realita di rakyat
Pengorganisasian bukan merupakan membentuk  struktur birokratis baru dalam kelompok rakyat, atau membawa agenda baru yang membingungkan Rakyat. Diawali dengan menjawab kebutuhan secara praktis yang menjadi kebutuhan mendesak. Sehingga Organisasi Rakyat memahami kebutuhan dan merencanakannya secara bertahap. Ruang-ruang yang tercipta dalam rakyat menjadi sebuah awalan (pintu masuk) berbicara tentang persoalan yang ada dalam rakyat. Pengorganisasian merupakan media proses belajar bersama antara organiser dan  kelompok rakyat.  organiser juga harus akan memahami cara-cara setempat, cara-cara lokal, untuk mengatasi hal tersebut ada sebuah proses yang akan mengalir pada proses penerimaan rakyat. Keinginan untuk belajar bersama, berdiskusi adalah kunci untuk itu. Proses transformasi akan terbangun melalui kebersamaan (solidaritas) yang kuat dari rakyat. Kebutuhan untuk berjaringan dengan kelompok yang lain  diluar wilayah menjadi penting untuk membangun kekauatan penekan bersama.

3.    ALUR PENGORGANISASIAN RAKYAT
A. FORMULASI
Integrasi
Langkah  pertama dan yang mendasar adalah melakukan integrasi atau melebur bersama sebuah komunitas rakyat. Organiser yang lebur akan dapat mengetahui lebih banyak tentang persoalan budaya, ekonomi, sosial, kepemimpinan, sejarah desa atau komunitas, dan gaya hidup komunitas. Dalam kegiatan keseharian adalah melakukan aktifitas yang dilakukan oleh Rakyat  setempat ini akan memunculkan hubungan yang positif  yang akan berguna pada langkah-langkah selanjutnya.
Beberapa hal yang harus di perhatikan oleh organiser :
    Menghargai rakyat, dengan mencari aspek-aspek yang mampu “membebaskan” rakyat untuk memperkokoh perjuangan mereka
    Analisa sosial tentang situasi makro oleh organiser harus kongkret dalam kehidupan rakyat, sehingga harus berpegangan pada realitas yang ada
    Menjadi bagian dari rakyat (live in, aktivitas bersama, berkumpul, dsb.)
    Ada nilai dan gaya hidup yang berubah dari seorang organiser, untuk  lebih cepat memahami, toleransi, bekerja untuk rakyat dan lebih realistik, atau siap untuk menghadapi perubahan yang terjadi.
    Merupakan tahapan ujian komitmen seorang organiser dalam melakukan pengorganisasian rakyat

Tahapan intergrasi merupakan sebuah aktifitas yang merubah rakyat dengan cara atau model perubahan yang diinginkan oleh rakyat, tidak melalui cara-cara atau model yang bersifat teoritis atau ideoligis.


Analisa Sosial
Analisa sosial secara praktis bertujuan untuk mengetahui situasi sosial yang ada di lingkungan. Ansos akan lebih dapat dijadikan bahan atau alat untuk merinci realitas sosial dimana didalamnya terdapat golongan-golongan atau kelompok-kelompok sosial. Hal ini akan lebih diartikan kita akan melihat struktur sosial dan kekuasaan, ketika ada penguasa-penguasa yang dominan dan menjadi penentu kebijakan dalam keseluruhan proses sosial di masyarakat. Sehingga jika Ansos dilakukan secara mendetail tentu saja akan terlihat siapa pihak yang diuntungkan dan siapa pihak yang  dirugikan.

Ansos selain itu juga dimungkinkan untuk melihat struktur dan sistem yang berlaku di masyarakat, dengan demikian akan selalu memunculkan penyikapan yang akan berpihak pada siapa yang dikenai sistem tersebut, dan biasanya  yang dirugikan adalah kaum miskin atau rakyat kecil. Dalam pelapisan sosial rakyat kecil menjadi obyek penguasa dan klas menengah atau kelompok yang diuntungkan oleh kebijakan, semakin seringnya kebijakan itu mengenai rakyat maka semakin sering juga penindasan menimpanya.

Ansos merupakan upaya yang sistematis untuk mengangkat isu yang berkembang di rakyat  dimana rakyat akan siap untuk mengatasi persoalan tersebut. Bagaimana melakukan ansos di rakyat dan mereka juga terlibart dalam proses identifikasinya ? ada beberapa cara umum yang dilakukan :
    Dari permasalahan yang ada di rakyat
    Bagaimana Rakyat merasakan, melihat dan memaknai sebuah persoalan
    Menyelidiki problem-problem struktural di lingkungan tersebut, ini terbagi menjadi dua kekuasaan kultural dan kekuasaan aparat (negara), dan bagaimana posisi masing terhadap persoalan rakyat tersebut

Pada saat ansos dilakukan akan tergambar sebuah peta tentang bagaimana rakyat tidak mendapatkan akses untuk memutuskan sesuatu, sehingga jika dilakukan secara bersama-sama akan membuka pemahaman rakyat terhadap situasi ketidak adilan yang tidak mampu dimaknai sebelumnya.

Perencanaan Sementara
Isu yang berkembang di Rakyat seharusnya menjadi titik perhatian dari organiser, melalui isu-isu jika dikelola sedemikian rupa akan menjadi faktor yang mempengaruhi keikutsertaan rakyat. Isu-isu bukanlah sesuatu yang harus diteliti secara terus menerus, tetapi coba untuk dipilah-pilah dan kemudian dipilih menjadi sebuah bahasa yang luas diterima oleh Rakyat, karena pemilihan isu berkaitan dengan kelangsungan perjuangan rakyat itu sendiri. Bukan berarti bahwa setiap isu harus disikapi, tetapi dipilih melalui realitas yang ada agar supaya tidak terjadi kekacauan sebelum melakukan sebuah aksi.

Isu-isu yang akan ditetapkan sebagai program harus mempertimbangkan sbb:
    Dapat mempengaruhi sebagaian besar Rakyat, ini menjadi dasar cara pengorganisasian yang paling mudah
    Isu yang terungkap merupakan kegelisahan rakyat secara kebanyakan, bukan beberapa orang atau tokoh setempat saja
    Memilih “isu” yang dapat dimenangkan oleh rakyat, meyakinkan rakyat agar merasakan mampu meraih apa yang mereka perjuangkan, bukan berakhir secara sia-sia
    Mengelola isu untuk menarik perhatian rakyat secara keseluruhan bergabung dalam aksi yang akan dilakukan selanjutnya akan menarik sekutu yang akan mendukung perjuangan
    Setiap isu yang digulirkan akan memunculkan isu-isu baru yang harus dicermati oleh organiser untuk mengulirkan isu-isu yang saling terkait




B. KONFLIK
Penguatan Basis
Aktivitas penguatan basis adalah bagian dari hidup ditengah rakyat, dengan melakukan penguatan motivasi-motivasi  rakyat secara individual untuk melakukan suatu gerakan. Dalam melakukan motivasi ini lebih menekankan pola agitasi terhadap kepentingan diri sendiri, kepentingan bersama, etika, hak, kehormatan dan harga diri. Penguatan basis bisa dilakukan kapan saja, dimana saja dan pada kegiatan apa saja. Juga dapat dilakukan secara individual atau kelompok, misalnya waktu silahturahmi, di pasar, di sawah. Bahkan saat organiser bertemu dengan seseorang anggota kelompok atau diluar, maka dengan membicarakan masalah yang dihadapi di komunitas tersebut merupakan aktivitas penguatan basis. Pendampingan memastikan keadaan sebuah komunitas setiap saat, sehingga setiap isu yang digulirkan akan menjadi isu secara bersama dan besar cakupannya. 

Pertemuan-Pertemuan
Pertemuan ini merupakan uji materi dari penguatan basis yang dilakukan, jika penguatan basis berjalan sempurna, maka yang akan muncul keinginan-keinginan untuk merencanakan penyelesaian persoalan yang ada. Pada tahapan awal persoalan dan atmosfir pertemuan adalah individualistis, adalah tugas organiser untuk mengarahkan pertemuan bahwa adalah persoalan bersama dan yang mendapatkan keuntungan adalah bersama-sama pula. Perlu pula ditegaskan bahwa sebetulnya mereka tidak sendiri ada banyak pihak yang juga merasakan persoalan tersebut, terutama di kelompok mereka sendiri. Tahap selanjutnya adalah membagi peran dan tugas dalam kelompok sekaligus juga menentukan mekanisme kelompok jika memungkinkan, menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam forum kelompok menjadi penting. Hal ini akan mempermudah untuk membagi peran dan tugas dalam kelompok.

Bermain peran
Merupakan cara yang paling efektif untuk menunjukkan bahwa sebetulnya posisi rakyat dengan kelompok yang lain adalah berada pada lapisan yang terbawah, baik untuk akses dan informasi, akan tetapi realitas yang ada adalah jumlah mereka yang terbanyak.  Permainan peran  digunakan untuk memberikan gambaran bagaimana penguasa atau musuh rakyat bersikap pada saat rakyat mempertanyakan haknya, dengan menggunakan permainan yang dilakukan oleh rakyat itu sendiri. Dari sini alur sebuah aksi dilakukan, bagaimana mendesak agar supaya ditemui, bagaimana mengemas orasi atau pembicaraan pada saat pertemuan berlangsung.

Intinya adalah bagaimana rakyat memiliki keyakinan akan haknya yang harus direbut dari penguasa atau musuh-musuhnya. Karena banyak kejadian yang, terutama jika dikaitkan dengan rasa sungkan dan “ewuh pakewuh”, apa yang seharusnya dilontarkan tidak pernah terlontarkan. Kepercayaan diri inilah yang nantinya akan menjadi pengikat dari kelompok untuk tetap berjuang memperjuangkan haknya.

Mobilisasi Aksi
Titik masuk aksi ini adalah gabungan antara langkah-langkah sebelumnya yang telah disiapkan oleh organiser, ini merupakan pengalaman rakyat untuk konfrontasi sekaligus mengukur kekuatan rakyat . Kebiasaan setempat seperti tradisi, kesenian atau ritual, menjadi semakin menarik massa. Yang lebih penting dari kegiatan aksi tersebut adalah solidaritas untuk mengangkat harga diri rakyat dan hak rakyat  yang selama ini tertindas. Aksi ini adalah juga semacam parlemen jalanan dimana rakyat tidak pernah terwakili dalam legislatif, menuntut agar wakil rakyat dapat memperjuangkan martabat dan hak rakyat

C. KONSOLIDASI
Evaluasi
Tahap ini merupakan tinjauan yang  mempertanyakan kerja teknis Co dalam melakukan pengorganisasian di kelompok basis. Beberapa pertanyaan yang harus terjawab adalah :
    Sudahkah kita dan kelompok  membuat persiapan yang baik ?
    Adakah pemimpin yang bisa berbicara pada pertemuan?
    Apakah tuntutan yang diajukan menguntungkan ?
    Apakah dalam aksi yang dilakukan, telah memiliki banyak pendukung ?
    Apakah dalam penilaian kekuatan, tidak berlebihan ?
    Apa yang sudah organiser pelajari  dengan kelompok?
    Apakah pemahaman dalam praktek lapangan ada kemajuan?
    Bagaimana menilai sebuah kekuatan rakyat ?
    Adakah kelemahan-kelemahan dalam upaya-upaya yang dilakukan ?

Secara prinsip evaluasi ini berlaku kedalam CO juga keluar pada kelompok, dimana kelompok pun juga melakukan evaluasi bersama-sama dengan organiser tetang kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama ini. Ini sangat penting untuk mendapatkan perbaikan tentang apa yang sudah dilakukan selama ini, dan juga bagaimana menentukan sikap pada tahap selanjutnya.

Refleksi
Melihat seberapa jauh rakyat mendapatkan pengalaman dari proses yang berjalan dan melihat ancangan ke depan berdasarkan evaluasi untuk menentukan perencanaan berikut mengacu pada hasil evaluasi, secara obyektif. Walaupun kadang kala agak sulit untuk menentukan batasan obyektif atau tidaknya penilaian dalam sebuah evaluasi, akan tetapi hal menjadi penting bila di kaitkan dengan keberlanjutan gerakan. Dari refleksi yang dilakukan adalah memungkinkan untuk dilakukan analisa sosial lebih dalam lagi dengan menunjukkan pengalaman-pengalaman yang telah dilakukan.

Organizing
Membangun organisasi rakyat, membangun media pengambilan keputusan (wadah/forum), melakukan perencanaan (realistis, pertanggungjawaban, waktu, evaluasi) dan refleksi, struktur organisasi (mempermudah pengaturan, pembagian peran, perencanaan bukan malah mempersulit/birokratis), pendanaan (internal, eksternal, kas organisasi), kepemimpinan dan kaderisasi, proses regenerasi (penerus tidak terputus).
Karakter organisasi rakyat :
    Organisasi kecil dan efektif
    Ada struktur internal dengan rakyat yang secara sengaja terlibat dan mengambil bagian pada setiap peran yang ada
    Aksi merupakan darah baru dari organisasi
    Taktik yang efektif
    ada jati diri gerakan
    melakukan perencanaa dari gambaran kekuatan
    Munculnya pemimpin / kader-kader baru dalam organisasi
    pikiran untuk menjalankan organisasi demi kepentingan bersama
    Pendanaan yang bersumber dari rakyat
    menciptakan pengaruh yang kuat  di wilayahnya

4.    PENDAMPINGAN
Proses pendampingan dilakukan oleh organiser secara terus menerus dan berkelanjutan, dengan mengunakan metodologi 10 langkah pengorganisasian. Proses-proses pendampingan bisa dimulai dengan beberapa langkah antara lain:
1.    PRA
2.    Sekolah Rakyat, sarana pendidikan politik kelompok
3.    Memfasilitasi kebutuhan organisasi rakyat
4.    Memfasilitasi penumbuhan gerakan rakyat

5.    TANTANGAN CO DALAM PENDAMPINGAN OR
Tidak ada persiapan
CO yang melakukan pengorganisasian dan pendampingan tidak mempersiapkan bahan yang cukup untuk melakukan sebuah pengorganisasian, sehingga seringkali muncul hambatan-hambatan di perjalanannya. Perencanaan yang cukup bagi CO, sangat berguna untuk pencapaian tahapan-tahapan menuju tujuan strategis. Dan cukup leluasa dalam mengelola kegiatan taktis di OR, dengan memanfaatkan realita lapangan.

Gagal merubah titik taktis ke titik strategis
Seringkali pintu masuk CO menggunakan pendekatan kasus, sehingga hanya terfokus pada bagaimana menyelesaikan kasus. Dan hanya terjebak pada proses advokasi saja, semenatra penguatan OR jadi terabaikan. Kemampuan merubah titik taktis (kasus) menjadi titik strategis yang memiliki dampak yang lebih luas, atau mengarah pada sebuah kesadaran kritis rakyat merupakan tantangan terberat bagi CO. Sebagai aktualisasinya kemampuan uji materiil CO untuk meyakinkan OR untuk melakukan sistematisasi perencanaan gerakan.

Tidak cukupnya integritas organiser
Kekuatan mental CO menyangkut sikap pendiriannya, karena seringkali muncul godaan yang dapat membuat silau.  CO harus rela untuk tidak dikenal secara luas karena tidak muncul ke permukaan pada saat melakukan aksi dan sebagainya. Ini lebih berkaitan terhadap komitmen dalam melakukan pengorganisasian di rakyat adalah membangun kepemimpinan rakyat. Sekali lagi konsistensi sangat diperlukan dalam melakukan pengorganisasian rakyat, tanpa konsistensi atau setengah-setengah lebih baik jangan melakukan proses pengorganisasian.

Keterbatasan logistik
Logistik ini berpengaruh kepada daya tahan CO dan kelompok basis, pada saat sumber daya logistik ini masih harus tergantung pada kelompok lain. Maka penting untuk merencanakannya, menjadi kesulitan untuk menjaga konsistensi dalam melakukan aktifitas pengorganisasian bila logistik tidak sesuai dengan perencanaan. Untuk itu sumber daya dalam pemenuhan logistik ini harus diperhitungkan dengan kondisi kemampuan dari kelompok. Sehingga tidak menutup kemungkinan kelompok merencanakan kemandirian OR demi konsistensi dan keberlanjutan pengorganisasian

Masalah bahasa penyampaian
Kendala bahasa atau istilah akan menjadi hambatan dalam proses dialog atau diskusi pada setiap pertemuan. CO dituntut untuk belajar dengan menggunakan bahasa ibu yang umum dipakai, dan kalaupun disepakati menggunakan bahasa nasional dalam setiap penyampaian tidak menggunakan bahasa yang sulit untuk dicerna oleh rakyat pada umumnya. Karena berhubungan dengan daya interpretasi (pemahaman) di kelompok basis. Salah satunya disebabkan perbendaharaan kata dan akibatnya tidak paham atau salah mengartikannya.

MODUL
Tujuan   :
1.    Peserta mengerti tentang tujuan pengorganisasian rakyat.
2.    Memberikan pemahaman tentang prinsip dan presepsi pengorganisasian rakyat.
3.    Peserta mengetahui alur proses pengorganisasian rakyat formulasi, konflik dan konsolidasi.
4.    Peserta memahami pendampingan sebagai perangkat pendukung teknis dalam kerja pengorganisasian rakyat
5.    Peserta mengetahui tantangan dalam melakukan kerja pengorganisasian rakyat

Pokok Bahasan :
1.    Pengertian dan tujuan pengorganisasian rakyat.
2.    Membahas prinsip dan presepsi kerja pengorganisasian rakyat
3.    Membahas alur proses pengorganisasian rakyat dalam tiga bagian formulasi, konflik dan konsolidasi
4.    Membahas kerja pendampingan sebagai perangkat pendukung teknis dalam kerja pengorganisasian rakyat
5.    Membahas tantangan dalam melakukan kerja pengorganisasian rakyat

Metode :
1.    Dialog.
2.    Diskusi kelompok.

Waktu : 2 jam efektif

Fasilitator : CO atau Kader Tani

Alur :
1.    Perkenalan materi sebagai pembukaan, untuk menerangkan kepentingan materi, pengertian dan tujuan pengorganisasian rakyat.
2.    Mengajak peserta didik membahas prinsip dan presepsi kerja pengorganisasian rakyat
3.    Membahas alur proses pengorganisasian rakyat dalam tiga bagian formulasi, konflik dan konsolidasi
4.    Menjelaskan dan membahas kerja pendampingan sebagai perangkat pendukung teknis dalam kerja pengorganisasian rakyat
5.    Membahas dan mendiskusikan tantangan dalam melakukan kerja pengorganisasian rakyat

Posting Komentar

 
Top