0
LATAR BELAKANG
Kekuatan gerakan rakyat yang langsung berhimpitan dengan masalah sosial dilapis bawah akan selalu mengalami keterdesakan dan marginalisasi oleh kepentingan-kepentingan elit politik dan kelas menengah yang menguasai akses ekonomi. Dan bila gerakan tadi hanya bersifat spontanitas saja juga tidak akan berhasil baik, karena nantinya cenderung reaksioner dan emosional belaka, untuk kebutuhan keteraturan langkah. Berarti perlu disusun sebuah gerakan rakyat, pada dasarnya makna gerakan akan mengandung konteks Pertama; bangunan ideologinya, kedua; massa organisasi (kader), dan ketiga; penyiapan penanganan kasus-kasus (Advokasi), keempat; kepemimpinan dan kelima; adalah daya tahan dan stamina gerakan akan berhubungan dengan masa waktu. Dengan demikian tentu himpunan individu yang secara berangsur-angsur membina kesepakatan-kesepakatan dalam lingkungan sosialnya akan menjadi organisasi masyarakat civil, yang secara kritis membangun basis gerakannya.

Organisasi rakyat yang secara riil berbasis masyarakat yang langsung menghadapi dinamika sosial didalamnya. Akan menjadi kekuatan penekan yang mampu menjadi fungsi kontrol terhadap segala bentuk tindakan dan tidak menguntungkannya. Bisa menjadi fungsi kontrol terhadap elit politik (lembaga desa baik eksekutif Kades dan perangkatnya maupun legislatif/BPD) dan beberapa pelaku kekuatan modal yang menguasai akses ekonomi desa. Paling tidak muncul kekuatan penyeimbang (balance) yang mampu menyikapi secara kritis kebijakan dan peraturan desa, sehingga pada tahap awal bangunan demokratisasi ditingkat desa telah memunculkan menjadi embrio perubahan sistem pemerintahan desa, berikutnya tinggal membangun ruang publik maupun prosedur-prosedur demokrasi di desa yang mampu menampung dan mengaktualisasikan aspirasi dari masyarakat.
 
KELOMPOK BASIS DI PEDESAAN
OR dibentuk berdasarkan kebutuhan rakyat lokal sebagai institusi taktis yang merupakan akumulasi ekspresi atau apresiasi komunitas warga desa dalam menyikapi permasalahan sekitarnya. Anggota OR yang berhimpun berkisar 20-25 orang sekaligus sebagai kelompok inti yang diharapkan dapat bergerak sesuai dengan dinamika dalam organ tadi dan membentuk sel-sel baru.

OR bisa berupa wadah perkumpulan profesi (buruh, nelayan, buruh,kaum miskin) maupun satuan pemikiran kolektif yang menyikapi kasus tertentu (masyarakat adat/kasus tanah dan lingkungan). Perkumpulan lainnya seperti group kesenian dan olah raga pun dapat berhimpun dan berserikat menjadi OR. Organ ini diharapkan tumbuh menjadi elemen demokrasi yang dapat berperan aktif untuk mendorong perubahan-perubahan desa menuju penciptaan suasana pedesaan yang kondusif bagi perwujudan kemakmuran warga desa.

OR adalah organisasi kader diarahkan untuk mengadakan penyikapan terhadap kepentingan-kepentingan organisasi bukan mobilisasi semata (kebutuhan kampanye parpol). Struktur OR  jelas dan mengandung kesigapan (tidak birokratis/formalitas) sehingga mampu dipahami dan dijalankan oleh semua anggOBa dan pertanggung jawabannya pun transparan.

KEMANDIRIAN OR
OR diharapkan mempunyai bidang usaha produksi  (kerja bersama) yang mandiri sebagai kerja kolektif dan ini nantinya merupakan tungku pendorong gerak operasional organ. Pilihan usaha terarah ke bentuk-bentuk pembentukan kerja yang khas atau spesifik dengan prinsip murah, ramah lingkungan/sehat, mempunyai nilai jual yang lumayan dengan begitu produk tadi punya posisi tawar yang baik.

OR yang menggarap produk ekonomi mampu menghimpun dan memperbesar akses jaringan ke simpul-simpul sehingga menjadi kekuatan penekan (massal), misalnya untuk OR-OR di daerah kasus tanah, buruh gudang, buruh organik, buruh pelabuhan, buruh perkebunan, nelayan,  pedagang asongan di terminal-terminal, kawasan penyangga hutan semuanya akan menjadi strategis bila terjadi koordinasi yang tercipta baik.

Semangat OR adalah egaliter dan menjunjung tinggi nilai solidaritas anggotanya, serta penyebarannya sesama OR disimpul-simpul desa. Tetapi dalam satu desa OR bisa lebih dari satu menurut kebutuhan taktis warga desa, koordinasi merupakan proyeksi kedepan untuk mengadakan penetrasi ke lembaga-lembaga formal maupun informal (termasuk institusi desa, BPD, pesantren, jam’iah, pkk atau lembaga keagamaan) di pedesaan sehingga pada tahapan selanjutnya desa secara politis mempunyai akses otoritas disetiap pengambilan keputusan di desa (rembug desa adalah media pengambilan keputusan tertinggi).

JARINGAN OR
Untuk menjaga agar terjadi gayung bersambut antar OR tersebut perlu diadakan pertemuan dan koordinasi dalam satu desa atau bahkan bisa lebih tergantung wilayah solidaritas yang telah terbangun. Media pertemuan dan koordinasi perlu segera diciptakan guna mengantisipasi terputusnya jalur komunikasi yang terhadang kendala geografis atau waktu serta biaya (koran OR) diatur dan disesuaikan dengan kebutuhannya anggota.

OR dalam melakukan pengembangan dan perluasan wilayah solidaritasnya perlu didampingi CO yang berfungsi sebagai fasilitator. Mengenai kemampuan OR dalam bertindak dan bekerja tergantung pada mekanisme dan keanggotaan OR dalam menjalankan roda organisasinya. 

 ORGANISASI RAKYAT  DI BASIS PENGORGANISASIAN KAUM TANI
DI WILAYAH TAPAL KUDA
LATAR ORGANISASI TANI (OT)
Gerakan tani merupakan potensi kekuatan yang  mempunyai daya tawar cukup kuat terhadap  pola kebijakan sosial politik di negara Indonesia ini. Tetapi dalam kondisi yang sangat represif menekan keterlibatan petani , dalam perencanaan kebijakan. Petani masih menjadi “obyek penderita” maka selalu saja petani mengalami keterdesakan kebutuhan ekonomi, keterasingan terhadap hak-hak hidupnya dan marginalisasi oleh kepentingan-kepentingan elit politik dan kelas menengah yang menguasai semua akses politik, sosial dan ekonomi.

Kesadaran di petani untuk segera menghimpun kekuatan bersama ternyata masih ditanggapi secara parsial oleh komponen potensial pergerakan petani. Maka yang terjadi adalah gerakan-gerakan sporadis petani di beberapa wilayah saja dan tidak pernah bersambut secara serentak. Adalah penting untuk tidak membentuk gerakan tadi hanya bersifat spontanitas semata, karena cenderung reaksioner dan emosional belaka. Untuk itu  kebutuhan keteraturan langkah bersama perlu disusun sebuah  pergerakan petani yang terorganisir . Kemudian menyatukan elemen pergerakan lainnya seperti, organ buruh, organ aktivis mahasiswa maupun lembaga non pemerintah yang konsen terhadap perjuangan perubahan kebijakan pertanian (daerah-Nasional).

PENTINGNYA MENYUSUN KEKUATAN PERGERAKAN TANI
Kekuatan organisasi petani berbasis  masyarakat yang langsung menghadapi dinamika sosial ekonomi politik dan budaya  akan selalu berproses di wilayah pedesaan. Pembentukan organisasi tani adalah sebuah usaha yang terus menerus dilakukan untuk menyokong terbentuknya elemen-elemen pergerakan tani di masa datang. Makna organisasi menjadi yang sangat penting karena dimungkinkan untuk mengadakan pendidikan atau proses transformasi sosial dikalangan petani sehingga memunculkan kesadaran kritis atas kepemilikan hak-haknya.

Maka peran lembaga non pemerintah dan aktivis mahasiswa menjadi sangat dibutuhkan untuk terjun dan terlibat didalam pembentukan dan penguatan organisasi tani di daerahnya. Sehingga nantinya akan terbentuk kekuatan penekan yang mampu menjadi fungsi kontrol terhadap segala bentuk tindakan dan kebijakan yang menyangkut kehidupan petani.

Prioritas kerja pembentukan OT di pedesaan
1.    Integrasi, masuk menjadi bagian dari komunitas sampai dianggap kawan yang bisa diajak memikirkan perkembangan komunitas petani di  pedesaan.
2.    Pemetaan, menggunakan alat transek (penelusuran desa bersama masyarakat setempat) dengan prinsip PRA. Prinsisp berguna dalam menghimpunan data, masalah, kalender musim, tradisi, fasilitas sosial dan pelapisan sosial
3.    Kontak person, secara subyektif diciptakan oleh CO untuk saling bertukar pendapat dalam melakukan perencanaan “masuk” di kelompok basis atau kelompok basis telah mempercayakan pada anggota (seorang atau lebih) untuk mendampingi.  Memilih kontak person, termasuk dalam prioritas kerja yang mengarah pada pembentukan kelompok basis keluarga petani.
4.    Pembentukan Kelompok basis, komunitas yang telah bergumul dalam satu pembicaraan, pemecahan masalah dan membentuk mekanisme kesepakatan bersama merupakan kelompok basis. Proses kerja selanjutnya adalah pengorganisasian kelompok basis untuk menjadi kekuatan massa terorganisir yang mampu mempengaruhi kebijakan pertanian di desanya.
5.    Perencanaan SR, pendidikan untuk membentuk kesadaran politik bersama dalam proses pengorganisasian kelompok basis tani menuju capaian politiknya. Pemenuhan kebutuhan dalam SR merupakan kepentingan kelompok basis tani untuk merencanakan sesuai  kebutuhan pembentukan organisasi tani yang kuat. 

ORGANISASI TANI YANG MANDIRI
Organisasi tani mendapatkan makna baru: yaitu sebagai sebuah matriks perimbangan antara 3 kekuatan: masyarakat yang terorganisir (di basis-basis sektoral: petani, petani, miskin kota), pasar murni “barter” tukar menukar dan public agency. Agen-agen publik  ini bisa berupa negara, desa, LSM, OR, bahkan mungkin ormas/orpol  yang melindungi (advokasi) kepentingan publik. Pada dasarnya elemen-elemen pengorganisasian di masyarakat agraris tradisional  banyak di pedesaan. Di desa basis pengorganisasian misalnya: kelompok yasinan, kelompok pengajian, arisan, ataupun persekutuan yang lainnya yang kemudian dimungkinkan pengembangannya menjadi lebih terorganisir menjadi organ tani yang mandiri.

Beberapa catatan penting untuk menguatkan organ tani dengan pilihan subyek materi “petani pengarap” atau pemilik lahan, sehinga harus segera diwujudkan kemandiriannya, ini adalah sebagian dari kerja aktivis simpul kabupaten dan kader tani untuk saling membantu.  Pilihan kerja pengorganisasian rakyat di pedesaan menjadi kerja yang sangat menyenangkan ketika Organisasi Tani (OT) yang terorganizir mulai mencapai”kemenangan-kemenangannya” atau terpenuhinya cita-cita bersama. Beberapa syarat minimal bahwa organisasi tani tersebut dapat dikatakan OT yang mandiri antara lain, bahwa OT tadi mempunyai perencanaan dengan arah tujuan yang dibuat bersama (cita-cita/ tujuan politik), mampu mengorganisir dan mengelola SDM (kepemimpinan dan kaderisasi) dalam pencapaianya, pembagian kerja yang efektif, dan mampu memaknai hubungan konstituen dengan organ sehinga mampu membuat menciptakan mekanisme kontrol sebagai “ruang negosiasi” dalam memperluas jaringan.

Selain persiapan Aktivis tani, Kader tani dan pembenahan Organ tani, juga mengatur perencanaan media-media pertemuan jaringan mengenai fungsi dan mekanisme koordinasi, komunikasi serta konsolidasi strategis. Dan untuk memperjelas perencanaan awal ini disusunlah matrik kebutuhan sebagai usaha –usaha produktif untuk menguatkan pergerakan petani dan support logistik gerakan tani.

PEMBENTUKAN ORGANISASI BURUH (OB)
DI WILAYAH TAPAL KUDA
LATAR
Potensi gerakan yang berbasis buruh merupakan kekuatan yang  mempunyai daya tawar cukup kuat terhadap  pola kebijakan di negara Indonesia ini. Tetapi dalam kondisi seperti sekarang dimana keterlibatan buruh masih termarginalisasi secara politik ekonomi, terbukti dalam struktur perusahaan , buruh selalu menjadi obyek penderita. Buruh pada kondisi ini mengalami keterdesakan kebutuhan ekonomi, keterasingan terhadap hak-hak hidupnya dan marginalisasi oleh kepentingan-kepentingan elit politik dan kelas menengah yang menguasai semua akses politik, sosial dan ekonomi.

Peristiwa aksi-aksi buruh di tanah air sebagai letupan-letupan yang menandai geliat kekuatan buruh, hasilnya pun belum terasakan sempurna oleh buruh-buruh kita. Dan pada suatu tahapan kesadaran di buruh untuk segera menghimpun kekuatan bersama ternyata masih ditanggapi secara parsial oleh komponen pergerakan buruh lainnya. Maka yang terjadi adalah gerakan-gerakan sporadis buruh di beberapa wilayah saja dan tidak pernah bersambut secara serentak.

Adalah penting untuk tidak membentuk gerakan tadi hanya bersifat spontanitas semata, karena nantinya cenderung reaksioner dan emosional belaka. Untuk itu  kebutuhan keteraturan langkah bersama perlu disusun sebuah  pergerakan buruh yang terorganisir secara rapi, dengan mengakomodir semua elemen pergerakan baik itu organ buruh, organ aktivis mahasiswa maupun lembaga non pemerintah yang konsen terhadap perjuangan perubahan kebijakan perburuhan.

MENYUSUN KEKUATAN PERGERAKAN BURUH
Kekuatan organisasi buruh yang secara riil berbasis  para pekerja (orang-orang desa) yang langsung menghadapi dinamika sosial di dalam perusahaan. Diharapkan pembentukan organisasi buruh adalah sebuah usaha yang terus menerus dilakukan untuk menyokong terbentuknya elemen-elemen pergerakan buruh di masa datang. Makna organisasi menjadi yang sangat penting karena dimungkinkan untuk mengadakan pendidikan atau proses transformasi sosial dikalangan buruh sehingga memunculkan kesadaran kritis atas hak-haknya.

Maka peran lembaga non pemerintah dan aktivis mahasiswa menjadi sangat dibutuhkan untuk terjun dan terlibat didalam pembentukan dan penguatan organisasi buruh di daerahnya. Diwilayah tapal kuda perusahan perkebunan (tembakau, tebu di PG, kopi kakao, karet) dirasakan sebagai obyek sasaran pengorganisasian buruh. Sehingga nantinya akan terbentuk kekuatan penekan yang mampu menjadi fungsi kontrol terhadap segala bentuk tindakan dan kebijakan yang menyangkut kehidupan buruh.

Prioritas kerja pembentukan OB dalam perusahaan perkebunan :
1.    Integrasi, masuk menjadi bagian dari komunitas sampai dianggap kawan yang bisa diajak memikirkan nasib buruh dan keluarganya di perusahaan perkebunan
2.    Pemetaan, menggunakan alat transek (penelusuran wilayah perkebunan dan pedesaan bersama buruh) dengan prinsip PRA. Prinsip partisipatif berguna dalam menghimpunan data, masalah, kalender musim, tradisi, fasilitas pelayanan sosial dan pelapisan sosial. Analisa SWOT berguna untuk melihat kekuatan dan kelemahan buruh dalam perusahaan.
3.    Kontak person, secara subyektif diciptakan oleh CO untuk saling bertukar pendapat dalam melakukan perencanaan “masuk” di kelompok basis atau kelompok basis telah mempercayakan pada anggota (seorang atau lebih) untuk mendampingi.  Memilih kontak person, termasuk dalam prioritas kerja yang mengarah pada pembentukan kelompok basis keluarga buruh.
4.    Pembentukan Kelompok basis, komunitas yang telah bergumul dalam satu pembicaraan, pemecahan masalah dan membentuk mekanisme kesepakatan bersama merupakan kelompok basis. Proses kerja selanjutnya adalah pengorganisasian kelompok basis untuk menjadi kekuatan massa terorganisir yang mampu mempengaruhi kebijakan perburuhan.
5.    Perencanaan SR, pendidikan untuk membentuk kesadaran politik bersama dalam proses pengorganisasian kelompok basis buruh menuju capaian politiknya. Pemenuhan kebutuhan dalam SR merupakan kepentingan kelompok basis buruh untuk merencanakan sesuai  kebutuhan pembentukan organisasi buruh yang kuat. 

ORGANISASI BURUH PERKEBUNAN YANG MANDIRI
Pada dasarnya elemen-elemen pengorganisasian buruh di masyarakat agraris tradisional  mulai banyak di desa-desa pinggiran perkebunan. Di desa basis pengorganisasian buruh juga dapat dilakukan melalui kelompok-kelompok misalnya: kelompok yasinan, kelompok pengajian, arisan, ataupun persekutuan kemudian dimungkinkan pengembangannya menjadi lebih terorganisir menjadi organ buruh perkebunan yang mempunyai kemampuan untuk berhadap-hadapan “tawar-menawar” dengan pihak perusahaan perkebunan.

Beberapa catatan penting mengadakan penguatan organ buruh perkebunan dengan pilihan subyek materi “buruh perkebunan”, diwujudkan kemandiriannya, adalah kerja aktivis simpul dan kader buruh untuk saling membantu.  Pilihan kerja pengorganisasian buruh perkebunan di pedesaan adalah kerja yang sangat berat (kondisi peninggalan feodal kolonial yang telah mentradisi) tetapi akan menjadi ringan ketika Organisasi Buruh (OB) yang terorganizir mulai berpikiran rasional dalam mencapai”kemenangan dalam memperjuangkan hak-haknya” atau terpenuhinya cita-cita bersama. Beberapa syarat minimal bahwa organisasi buruh  tersebut dapat dikatakan OB yang mandiri antara lain, bahwa OB tadi mempunyai perencanaan dengan arah tujuan yang dibuat bersama (cita-cita/ tujuan politik), mampu mengorganisir dan mengelola anggota (kepemimpinan dan kaderisasi) dalam pencapaianya, pembagian kerja yang efektif, dan mampu memaknai hubungan konstituen dengan organ sehinga mampu membuat menciptakan mekanisme kontrol sebagai “ruang negosiasi” dalam memperluas jaringan.

Selain persiapan Aktivis buruh, Kader organ buruh dan pembenahan Organisasi  buruh perkebunan, juga mengatur perencanaan media-media pertemuan jaringan mengenai fungsi dan mekanisme koordinasi, komunikasi serta konsolidasi strategis. Dan untuk memperjelas perencanaan awal ini disusunlah matrik kebutuhan sebagai usaha untuk menguatkan pergerakan buruh.

MODUL
Tujuan   :
1.    Peserta mengerti tentang makna dan prinsip dasar dari pembentukan Organisasi Rakyat.
2.    Memberikan pemahaman tentang prioritas dan teknis yang harus dilakukan pada pembentukan Organisasi Rakyat.
3.    Peserta dapat melakukan identifikasi elemen kelompok yang dapat dimunculkan Organisasi Rakyat.
4.    Peserta mampu membentuk Organisisi Rakyat yang mandiri dan menciptakan jaringan antar OR

Pokok Bahasan :
1.    Pengertian dasar tentang pembentukan OR.
2.    Membahas pentingnya pembentukan organisasi tani di Tapal Kuda
3.    Membahas pentingnya pembentukan organisasi buruh perkebunan di Tapal Kuda
4.    Pengertian kemandirian dan jaringan antar Organisasi Rakyat

Metode :
1.    Dialog.
2.    Diskusi kelompok.

Waktu : 2 jam efektif

Fasilitator : CO atau Kader Tani

Alur :
1.    Perkenalan sebagai pembukaan, untuk menerangkan kepentingan materi ini sebagai bahan awalan CO melakukan kerja-kerja pengorganisasian gerakan rakyat.
2.    Mengajak peserta didik  untuk merefleksikan bentuk organ-organ yang ada di lingkungannya.
3.    Munculkan beberapa rekomendasi untuk menyusun elemen-elemen penting dalam pembentukan OR baik di tani, buruh dan nelayan.
4.    Mencari hubungan pembentukan organisasi rakyat dengan gerakan sosial dalam wacana kebangsaan Indonesia
5.    Membahas arahan jaringan dan kepentingan bagi pembentukan gerakan rakyat.

Posting Komentar

 
Top